Komunitas anak sura kulon

jln bedulan, Cirebon, 45152
Komunitas anak sura kulon Komunitas anak sura kulon is one of the popular Community Organization located in jln bedulan ,Cirebon listed under Local business in Cirebon , Community Organization in Cirebon ,

Contact Details & Working Hours

More about Komunitas anak sura kulon

Sejarah Desa suranenggala Kulon
Gapura Balai Desa Suranenggala Kulon
A.Sejarah Seputar Bedulan Dan Suranenggala Kulon
Pada suatu masa dimana hidup seorang jawara wanita yang bernama nyimas baduran dsan pada saat itu nyimas baduran menugaskan tiga orang pangeran yang antara lain adalah Pangeran Panjunan,Paneran Kejaksan dan Pangeran Jakabayan dan saat itu ketiga pangeran itu ditugaskan untuk memberitahukan kepada semuanya bahwa barang siapa yang dapat mengalahkan nyimas baduran diatas medan laga maka ia akan diangkat menjadi uaminya nyimas Baduran dan pada saat ituseluruh jawara dan raja mengikuti sayembara tersebut dan alhasil seluruh jawar dan raja-raja tidak dapat menaklukan kesaktian ynimas Baduran saat itu kemudian datanglah seorang Satria yang berasal dari negeri Syam yang bernama Ki Sumerang kemudian kisumerang pun mengikuti sayembara tersebut walaupun dalam keadaan terpaksa kemudian terjadilah pertarungan yang sangat seruh dan akhirnya tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah kemudian datanglah seorang jawara yang berasal dari negeri Bagdad yang bernama kisura saat itu kisura sedang mengadakan perjalanan tanpa tujuan saat itu naik perahu dan akhirnya mendarat di wilayah cirebon yaitu daerah pesisir yang bernama Prapyak kemudian ia melihat bendera yang menyatakan barang siapa yang dapat mengalahkan nyimas baduran maka ia akan diangkat menjadi suaminyakemudian kisura dating ke alun-alun pakung wait dan berbarengan dengan itu nyimas baduran sedang bertarung melawan kisumerang dan melihat hal demikian kisura merasa tidak tega melihat seorang laki-laki bertarung dengan seorang wanita dan kisura pun menghentikan perang tersebut dan mengatakan bahwa tidak pantas seorang lelaki bertarung dengan seorang wanita dan dua –duanya merasa tidak terima dengan ucapan kisura kemudian kisumerang tidak terimah dan ahkhirnya terjadi pertarungan antara kisumerang dengan kisura dan ki sumerang akhirnya dapat dikalhkan olek kisura dengan pusaka nenggala yang ki sura miliki meliahat demikian maka nyimas baduran pun angkat bicara mengapa engkau ikut campur dengan urusan orang lain sebab saat ini sedang diadakan sayembara dan barang siapa dapat mengalhkan saya maka ia adalah jodoh saya kata nyimas baduran kisura pun menjawab apakah tidak ada jalan lain untuk mendapat kan jodoh itukemudian setelah bnitu nyimas baduran menangtang kisura tetapi kisura merasa kasihan sebab nyimas baduran adalah seorang wanita sebab menurut kisura tidaklah pantas seorang lelaki bertanding dengan seorang wanita tetapi nyimas baduran memaksa dan kisurapun terpaksa meladeninya dan nyimas baduran akhirnya dapat dikalahkan kemudin nyimas baduran pun dijadikan isteri oleh kisura dan pernikahanya pun disaksikan oleh dewan wali saat itu dan saat itu kisura diangkat menjadi adipati diwilayah Cirebon
Sehubungan dengan di rebutnya wilaya Jakarta atau saat itu yang bernama sundakelapa oleh portugis pada tahun 1561 Masehi maka kerajaan demak yang saat itu diperintah oleh raden patah sangat kawatir dengan portugis sehingga kerajaan demak memerintahkan seorang panglimanya yang bernama patahillah dengan sekitar 30,000 tentaranya untuk mengusir portugis dari sundah kelapa yang saat itu dirubah namanya oleh portugis Menjadi Repoblik Batav atau yang lebih dikenal dengan nama Batavia.
Sehubungan dengan itu maka kesempatan itu tidak dilewatkan oleh pihak cirebon untuk membantu pihak demak yang ingin menyerang sunda kelapa karena pihak cirebonpun merasa terancam dengan adanya portugi di sunda kelapa saat itu sehingga pada tahun 1562 pihak kerajaan cirebon mengutus seorang panglima wanita yang bernama Nyi,Mas Baduran untuk menyiapkan sebuah tempat yang akan di gunakan sebagai persinggahan sementara pasukan demak yang akan menyerang Batavia,Sehingga diutuslah Nyi,Mas Baduran untuk menyiapkan tempat persinggahan tersebut dan dengan seijin dari Mbah Kuwu Cirebon atau pangeran Walang Sungsang bahwa Nyi,Mas Baduran di persilahkan menebang hutan yang tak bertuan yang terletak di sebelah utara pelabuhan muara jati atau yang sekarang Wilayah celangcang dan sebelum berangkat Nyi,Mas Baduran di bekali jimat oleh Mbah Kuwu Cirebon Berupa Selendang Yang menurut mbah kuwu selendang itu Nyi,Mas Baduran akan sangat berguna dalam melaksanakan tugasnya untuk mmbuka lahan hutan tersebut.
Sesampainya di wilayah hutan sebelah utara pelabuhan Muara jati Nyi,Mas Baduran menebang pohon dan mengumpulkan rerumputan kering yang kemudian sampai kelelahan dan berpikirlah Nyi,Mas Baduran seandainya ia seorang diri menebang pepohaonan rasanya tidak akan sanggup untuk menampung sejumlah pasukan demak yang sangat banyak sehingga ia berinisiatif untuk membakarnya dan setelah rerumputan ilalang yang terbakar membumbung asapnya ke angkasa kemudian Nyi,Mas Baduran menyabatkan selendangnya ke bara api tersebut agar api tersebut cepat merambat sambil menyabatkan selendang ia mengucap sampai dimana bara api ini terjatuh maka tempat tersebut adalah tanah baduran.
Setelah bara padam Nyi,Mas Baduran kemudian berkeliling untuk memastikan batas-batas wilayahnya dan akhirnya bara tersebut jatuh sampai wilayah Desa Bojong Dan batas desa bakung sehiingga kigede bakung merasa tersinggung dengan Nyi,Mas Baduran yang menurutnya telah merampas tanahnya sehingga terjadi pertikaian atau perkelahian antara kigede bakung dengan Nyi,Mas Baduran di wilayah tapal batas bakung dengan tanah bedulan sekarang konon katanya perkelaian itu sampai berlangsung berminggu-minggu sampai keduanya kehabisan tenaga dan kesaktian sehingga sampai pada saat kigede bakung merasa kalah dan mundur tetaoi kemudian ada tanaman labuhitan yang tersangkut di kaki Nyi,Mas Baduran sehingga terjatuh melihat hal seperti itu kigede bakung menghunuskan kerisnya sehingga Nyi,Mas Baduran terluka tetapi Nyi,Mas Baduran tidak hanya diam sempat juga menusukan kerisnya ke tubuh kigede bakung sehingga ki gede bakung tewas di tempat itu tetapi luka taklama setelah kigede bakung meninggal Nyi,Mas Baduran pun menyusul tidak kuat tetapi sebelum Nyi,Mas Baduran meninggal ia sempat berpesan kepada anak cucu agar kelak jangan menanam pohon labu hitam tersebut di tanah bedulan sehingga sampai sekarang masyarakat bedulan tidak ada yang berani menanamnya.
Mendengar kabar Nyi,Mas Baduran telah meninggal pihak keraton cirebon sangat menyayangkan hal tersebut sehingga di utuslah putri dari Nyi,Mas Baduran sendiri yang bernama Nyiu,Mas Pulung Ayu dengan didampingi pangeran jaya lelana untuk menguburkanya secara layak dan meneruskan tugasnya untuk mempersiapakan sebuah padukuan sebagai persinggahan pasukan Demak yang akan tiba dan kemudian dirampungkanlah tugas Nyi,Mas Baduran oleh pangeran jaya lelana dbersama dengan Nyi,Mas Pulung ayu dan setelah itu nyi mas Pulung Ayu memutuskan untuk tinggal di daerah baduran untuk meneruskan dan merawat kuburan dari sang ibunya.Setelah itu pada tahun 1563 datanglah tentara demak yang di pimpin oleh Fatahillah dan di seranglah Batavia dan portugispun dapat dikalahkan dan kemudian Repoblic batav di ganti namanya menjadi Jaya Karta yang artinya Kota kemenangan dan jaya karta sekarang dikenal dengan nama Jakarta setelah di taklukanya Batavia pada tahun 1563 maka banyak dari tentara Demak yang memilih untuk tinggal di padukuan baduran sehingga padukuan baduran yang sebelumya hanya tempat persinggahan kini menjadi sebua pedukuan yang ramai akan penduduknya dan pada tahun 1565 baduran resmi menjadi sebuah desa yang di kepalai oleh seorang akuwu yaitu kuwu wertu kkemudian pada tahun 1576 desa baduran di naikan setatusnya menjadi pademangan dengan seorang demang Pangeran jaya lelana menjadi demang yang bergelar adipati Suranenggala.
Kemudian pada tahun 1782 pihak kerajaan cirebon yang saat itu sudah lemah wilayahnya sedikit demi sedikit dikuasai oleh pihak belanda atau VOC Saat itu jendral Van hotman sebagai ajudan dari pada Dengles memerintahkan agar pademangan baduran dihilangkan dan diambil alih kekuasaanya oleh residen Cirebon yang bermarkas di kerucuk sekarang dan tanah bedulan di bagi dua menjadi karang reja dan tanah baduran dan mulai saat itu nama baduran berganti menjadi Bedulan menggunakan loga belanda dan bedulan menjadi desa kembali kemudian pada tahun 1952 bedulan di pecah menjadi dua bagian yaitu desa Suranenggala kidul atau bedulan kidul dan Surangenggala Lor Atau Bedulan Lor kemudian pada tahun 1982 bedulan lor dipecah kembali menjadi dua desa yaitu Suranenggala Lor Dan Suranenggala dan bedulan kidul di pecah menjadi dua desa pula yaitu desa suranenggala kidul dan suranenggala kulon.Dan menurut perda no 17/02/12/thun 2006 suranenggala dijadikan nama kecamatan secara resmi dan sampai sekarang Suranenggala adalah nama desa dan kecamatan dan nama bedulan adalah nama dari persatuan dari desa-desa tersebut

B.Arti Nama Bedulan dan Suranenggala

Bedulan berasal dari kata baduran yang berasal dari nama seorang pendekar wanita yang pertama kali membuka lahan diwilayah bedulan sekarang dan Nama baduran kemudian diabadikan oleh akuwu wertu menjadi nama padukuan dan kemudian menjadi pademangan baduran dengan kidemang jaya- lelana yang bergelar demang Suranenggala dan dari situlah kemudian daerah bedulan sering disebut dengan suranenggala yang merupakan nama gelar demang yang pertama dan nama baduran sendiri mengalami perubahan logat menjadi Bedulan dikarenakan saat itu penjajah belanda menyebut nama baduran dengan logat bedulan dan sampai sekarang pun nama baduran lebih asing didengar daripada istilah bedulan.
Dan untuk nama suranenggala sendiri berasal dari dua kata yaitu Kata Sura dan nenggala yang artinya Sura adalah berani dan nenggala adalah senjata jadi suranenggala berarti berani menggunnakan senjata atau ahli menggunakan senjata,dan kalau dilihat dari sejarah awal suranenggala karena mayoritas penduduk dari bedulan yang paling pertama adalah para prajurit demak yang pandai menggunakan senjata atau ahli menggunakan senjata.




BAB II
Wilayah Bedulan Dan Suranenggala Kulon
A.Batas-batas Wilayah
Bedulan terletak di kabupaten Cirebon berada di kecamatan Suranenggala dan bedulan sendiri banyak mengalami perubahan khususnya untuk daerah batas atau tapal batas dan pembagianya untuk itu bedulan sekarang bengan bedulan tempoh dahulu sangatla berbeda.
Profil depan Desa Suranenggala-Kulon

Bedulan tempo dulu berbatasan dengan dengan desa-desa lain yang sekarang sudah dipecah pecah,dan untuk tanah bedulan yang dahulu hanya satu kawasan kini dibagi menjadi empat desa induk dan karang reja empat desa induk sendiri antara lain Desa Suranenggala yang terletak paling utara dari kawasan bedulan kemudian desa suranenggala lor dan desa suranenggala kidul serta desa suranenggala kulon yang terletak paling selatan dari kawasan bedulan.
untuk desa karang reja sendiri secara garis sejarah adalah bagian dari wilayah bedulan hanya saja pada tahun 1782 tanah desa karang reja dipisahkan oleh pihak Voc dari wilayah bedulan dan sampai sekarang desa karang reja masih dianggap kontropersial akan keberadaanya ada sebagian masyarakat bedulan yang menganggap bahwa wilaya karang reja bukan lah bagian dari bedulan sebab keberadaan desa tersebut berdiri atas usaha Voc sehingga yang merasa panatik akan keberadaan bedulan mengganggap bahwah wilayah karang reja adalah hasil dari usaha Voc sebab berdirinya desa tersebut hasil upaya dari pada penjajah dan ada sebagian masyarakat bedulan yang menganggap bahwa desa karang reja adalah bagian dari bedulan sebab tanah desa karang reja merupakan hasil jeripayah daripada nyi mas Baduran dan Untuk sebelah utara tana baduran berbatasan dengan desa Kertasura dan sebelah timur berbatasan dengan tanah empang yang merupakan tanah kekuasaan dari desa Bungko dan untuk sebelah timur mulai dari bengawan rangdugita sampai bengawan asem jajar (Sungai Surakarta ) berbatasabn dengan tanah empang wilayah desa muara dan untuk batas sebelah barat berbatasan dengan desa lemah tambah,Gujeg Dan Kedung sana sebab wilayah desa bojong merupakan wilayang desa bedulan tempo dahulu kemudian untuk batas sebelah selatan berbatasan dengan desa Sura Karta dan desa Mayung Dan Buyut
Batas wialayah bedulan sekarang untuk sebelah utara berbatasan dengan desa kertasura dan untuk sebelah timur yang dahulu berbatasan dengan Tanah Empang desa bungko kini berbatasan dengan laut jawa sebab pada tahun 1982 tanah sawah wilaya bungko diambil alih oleh desa suranenggala lord an setelah pada tahun 1984 yang saat itu desa suranenggala lor (Bedulan Lor) di bagi menjadi dua desa yaitu desa suranenggala dan desa sura nenggala lor tanah sawah kekuasaan dari desa bungko menjadi wilayah desa suranenggala dan sampai sekarang sawah tersebut masih disebut sebagai sawah bungko kemudian pada tahun 1988 pada saat itu terjadi pencaplokan wilayah desa bungko oleh pihak desa suranenggala lor dan sampai sekarang wilaya empang sebelah timur dari dedulan mulai dari Bengawan Rangdugita (Karang sambung) sampai utara berbatasa dengan bengawan rengasa dongkal atau kali menukan sekarang merupakan bagian dari tanah wilayah desa Suranenggala lor dan untuk batas wilayah timur sebelah selatan mulai dari bengawan rangdugita sampai dengan surakarta di ambil alih oleh desa Karang Reja dan batas sebelah timur desa karang reja berbatasan dengan tanah empang milik desa Muara.
Untuk batas sebelah barat berbatasan dengan desa Lemah Tambah Dan Gujeg Untuk Sebelah selatan berbatasan dengan desa Surakarta dan desa bakung lor.sebab sekarang desa bojong yang dahulu merupakan bagian dari bedulan kini menjadi desa sendiri dan sebagian wilayah pesawahan yang terletak di sebelah bengawan rangdu gita (Karang sambung)Di akui sebagai tanah dari desa Sura Karta jadi batas batas wilayah bedulan sekaran sangat jauh berbeda dengan batas tempo dahulu sehubungan dengan adanya penambahan dan pengurangan wilayah oleh pihak pemerintah republik Indonesia.
Dan desa suranenggala kidul sendiri berasal dari desa induk suranenggala yang pada waktu itu kekuasaanya dipreteli oleh pihak VOC yang antara lain membagi wilaya pademangan Baduran menjadi beberapa desa yang antara lain adalah desa suranenggala lor,Suranenggala Kidul Setta desa sempangan dan desa karang anyar desa sempangan dan desa karang anyar digabung menjadi desa Karang reja sekarang dan pada tahun 1980 desa suranenggala lor pun dibagi menjadi dua kembali yaitu desa suranenggala dan desa suranenggala lor desa suranewnggala lor sendiri sampai sekarang tetap eksis menduduki balai desa pusaka sejak jaman pademangan bedulan sampai sekarang
desa suranenggala kidul dibagi dua menjadi desa suranenggala kidul dan desa suranenggala kulon.
Desa Suranenggala kulon saat ini dengan kepala desanya adalah Bpk Kuwu nayudin,dan desa suranenggala kulon terbagi atas beberapa Blok dan wilayah Otonomi Khusus Yaitu sbb;
Blok Jum’at,Blok Sabtu ,Blok Kamis, dan satu wilayah otonomi khusus yang dikepalai oleh seorang bekel yaitu wilayah pagertoya sura-kulon,saat ini penduduk desa suranenggala kidul kira-kira 5000 jiwa dan 3100 hak pilih dan ditambah penduduk pagertoya kira-kira 1400 jiwa dan 900 hak pilih sehingga jumlah pendudunya kurang lebih hampir 7000 jiwa dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan wirausaha.

Batas dari desa suranenggala Kulon sendiri adalah;
-Sebelah Barat Berbatasan dengan wilayah pesawahan dan desa Lemah tamba bakung dan gujeg
-Sebelah Utara Berbatasan dengan desa Surakarta
-Sebelah Timur Berbatasan dengan desa Karang reja
-Sebelah Selatan Berbatasan dengan desa bengawan Srigranala dan desa suranenggalakidul dan juga wilayah karang reja

BAB III
PROPIL DESA SURANENGGALA KULON

a.Profil Ekonomi
Sebagian besar masyarakat Desa Suranenggala-Kulon bermata pencaharian sebagai petani serta minoritas sebagai nelayan,buru dan pegawai negeri dan untuk saat ini warga desa desa Suranenggala-Kulon banyak mengalami kemajuan di bidang ekonomi akibat dari maraknya pemberdayaan wanita sebagai TKI sebab dengan adanya Tenaga kerja Indonesia yang mayoritas adalah kaum wanita menyebabkan produktifitas dari kaum wanita desa suranenggala makin meningkat sebab bila kita tinjau dari segi perekonomian dasar maka pondasi ekonomi desa Suranenggala-Kulon hanya ditopang oleh segi Pertanian dan perikanan yang secara fundamental aspek pertanian saat ini sangat menurun drastis produktifitasnya sehingga dengan adanya pengiriman tenaga kerja keluar negeri maka perekonomian yang berbasiskan pada sektor pertanian kini berangsur-angsur mengalami kemunduran dan tergantikan dengan sektor ekonomi yang lebih produktif dan untuk saat ini tidak berkemungkinan maju dan mundurnya perekonomian desa desa suranenggala kidul yang paling pital adalah sektor tenaga kerja luar negeri Khususnya kaum wanita.



b.Profil Masyarakat dan adat-istiadat
Masyarakat desa Suranenggala-Kulon mayoritas adalah etnis jawa yang berbahasa Jawa Cirebon dan segi seni dan budaya dipengaruhi oleh budaya Jawa Islam seperti budaya cirebon umumya hanya saja yang membedakan budaya bedulan (Suranenggala)dengan desa lainya adalah masih terjalinya paguyuban baduran atau paguyuban bedulan yang dijalin sejak jaman dahulu yaitu dalam adat unjungan,Sebab dalam adat unjungan ini semua warga bedulan ikut merayakanya dan segenap aparat desa dari empat desa ikut dalam seremonial unjungan ini seperti dalam unjungan Nyimas Bhaduran Dan unjungan Ki Adipati Waringin.dan untuk masyarakat desa suranenggala kidul sendiri memiliki adat yang lebih unik sebab warga desa suranenggala juga memiliki acara tersendiri tapi ruanglingkupnya hanya sebatas desa desa suranenggala kidul seperti dalam adat unjungan
BAB IV
KESIMPULAN DAN DASAR

Bedulan merupakan kawasan pemukiman penduduk yang berdiri sejak tahun 1562 dan pertama kali di buka oleh seorang Jawar wanita yang bernama Nyi mas Baduran dan di jadikan pademangan pada tahun 1565 dengan nama pademangan baduran dengan kidemang Suranenggala sebagai demangnya dan pada tahun 1782 pademabngan baduran dijadikan desa kembali dan dipecah dengan desa karangreja oleh pihak Voc dan kemudian dibagi kembali menjadi dua yaitu desa suranenggala kidul dan suranenggala lor dan kenudian suranenggala lor dipecah kembali menjadi desa suranenggala dan desa suranenggala lor serta desa suranenggala kidul pun dipecah kembali mernjadi desa suranenggala kidul dan desa suranenggala kulon
kemudian menurut perda no 17/02/12/thun 2006 suranenggala dijadikan nama kecamatan secara resmi dan sampai sekarang Suranenggala kidul masuk dalkam kawasan kecamatan suranenggala dan nama bedulan adalah nama dari persatuan dari desa-desa tersebut dan desa Suranenggala-Kulon sendiri adalah bagian dari paguyuban bedulan dan Semoga dengan ini semua kita dapat lebi paham dan memahami letak dan tata ruang dari kawasan bedulan serta desa suranenggala khususnya.

Map of Komunitas anak sura kulon